Secara geografi, Provinsi Riau memiliki jenis tanah gambut,
dan merupakan salah satu provinsi yang memiliki tanah gambut terluas di
Indonesia selain kalimantan. Provinsi Rau memiliki lahan gambut yang mencapai
56 persen total lahan gambut di sumatera. Namun saat ini, lebih dari separuh
(50 persen) lahan gambut di Riau sudah rusak. Kerusakan ini disebabkan adanya
kegiatan pembukaan lahan ebun, pembakaran, dan aktivitas masyarakat lainnya. Akibatnya
menyebabkan terjadinya kabut asap yang diperparah dengan terjadinya musim
kemarau.
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir Provinsi Riau mengalami
bencana kabut asap sebanyak 2 kali, dan mengakibatkan kasus ISPA meningkat tajam
mencapai 14.566 kasus (Dinkes Prov Riau, 2015). Provinsi Riau juga menjadi
sorotan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, karena turut mengirimkan
asap nya kepada negara tetangga tersebut.
Bencana yang bisa dikatakan merupakan bencana nasional, karena
saat bencana kabut asap di provinsi Riau beberapa waktu yang lalu mampu
melumpuhkan sektor transportasi udara, laut dan darat. Dan menjadi suatu hal
yang urgensi mengingat Provinsi Riau bencana kabut asap ini telah terjadi dalam
kurun 18 tahun terakhir. Jadi sangat diperlukan langkah strategis dan solusi
yang benar-benar solutif oleh para pemangku kebijakan dalam menyikapi hal ini.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah seperti menangkap pelaku
pembakaran lahan dan hutan, pembahasan lahan gambut, maupun kegiatan
waterboombing. Banyak opini ataupun rasa ketidakpuasan yang beredar dikalangan
publik, salahsatunya pada tatanan mahasiswa. Banyaknya demonstrasi yang
dilakukan mahasiswa sebagai bentuk ketidakpuasan kepada pemerintah menurut saya
seyogyanya bukanlah suatu langkah yang tepat dalam menyikapi hal ini. Perlu
adanya upaya saling support dan aksi nyata, seperti upaya audiensi dan advokasi
kepada pemangku kebijakan, dan ikut serta dalam upaya pemadamam titik api.
Berdasarkan keterangan Kasubag Penyelamatan dan Evakuasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mengatakan sejauh ini
BPBD bersama TNI dan Polri dan segenap jajaran telah berusaha maksimal dalam
penatalaksanaan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau, beliau
menambahkan, “Kita bisa mematikan api, namun kita tidak bisa mematikan asap”.
Logika nya, penulis berfikir seperti itu juga, dan muncul pertanyaan, bagaimana
jika Provinsi Riau mendapat kiriman asap dari provinsi tetangga ?
Penulis berfikir, tidaklah mudah menyelesaikan permasalahan
seperti Karhutla ini tanpa adanya kerjasama yang baik. Perlu adanya peran aktif
Mahasiswa dan Masyarakat, bukannya saling menjatuhkan maupun menyalahkan
instansi atau lembaga.
![]() |
| Kegiatan Mitigasi Bencana |
Beberapa minggu yang lalu pemerintah Provinsi Riau dalam hal
ini Dinas Kehutanan, TNI/Polri, BPBD Provinsi, BPBD Kab/Kota bersama masyarakat
melakukan kegiatan mitigasi bencana. Mitigasi bencana merupakan upaya
pencegahan yang dilakukan dengan tujuan agar kebakaran hutan tidak meluas dan
mencegah terjadinya bencana kabut asap. Alhamdulillah penulis bersama beberapa
rekan-rekan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru ikut
langsung dalam upaya mitigasi bencana yaitu pembuatan Kanal blocking yang
dilaksanakan di Kabupaten Kampar, Desa Rimbo Panjang 11-12 Maret 2016. Dalam
proses pembuatannya, Kanal blocking ini terdiri dari tumpukan pasir dan tanah
yang telah dikemas dalam karung, kemudian disusun seperti hurup “H” sehingga
menjadi sebuah terasering pada aliran air gambut. Pembuatan kanal blocking ini
bertujuan agar dapat menahan air gambut saat terjadinya musim kemarau, sehingga
air gambut meresap ke dalam tanah gambut, dan diharapkan dapat mencegah adanya
kebakaran didalam lahan gambut itu sendiri. Karena sifat gambut yang mudah terbakar
baik diatas tanah maupun didalam tanah, sehingga diperlukan cadangan air yang
cukup dan menyebabkan lahan gambut tetap basah.
Ada beberapa poin yang dapat penulis sampaikan, yaitu
diperlukan rasa saling percaya dan senantiasa berfikir “Thinking Outside The Box”, kedua teruntuk para Mahasiswa, mari
bersama Pemerintah, KITA dukung dalam aksi nyata, siap jadi relawan mengabdi
untuk Negara.
HIDUP MAHASISWA !!!
HIDUP MAHASISWA !!!
HIDUP RAKYAT INDONESIA !!!
|
Semester : 8/Epidemiologi
Social Media :
|




0 comments:
Post a Comment